Dalam konteks di Provinsi Kalimantan Selatan, LDII mengalami perjalanan yang panjang. Pada awalnya kelompok ini tergabung dalam organisasi KARTI (Karyawan Tabligh Islam). KARTI didirikan pada tahun 1972 oleh Rahmadi, Santoso Kaidi, Sarjono, dan Yusuf Harahap,BA. Ketika pertama kali berdiri KARTI dipimpin oleh Yusuf Harahap sebagai ketua, dan Drs. Rahmadi sebagai sekretaris.1
Setelah didirikan pada tahun 1972 meskipun bersifat regional, KARTI telah mempunyai cabang-cabang dibeberapa darah tingkat II, baik kota maupun kabupaten. Cabang yang pernah didirikan antara lain Banjarmasin, Banjar Baru dan Barito Kuala, bahkan merambah ke provinsi tetangga dengan berdirinya cabang di Palangkaraya. Berdirinya cabang-cabang di daerah tersebut karena penduduknya banyak yang berasal dari etnis jawa. Mereka umumnya para pegawai pemerintah, baik sipil maupun militer. Itulah sebabnya mereka menamakan organisasinya dengan istilah ”karyawan”. Selama satu dekade KARTI tetap eksis sebagai organisasi regional, kemudian bergabung dengan LDII.
Sekarang ini DPD LDII Provinsi Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ir. H. Mohamad Darban, MM, seorang pejabat di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan, sedangkan sekretarisnya Dedi Supriatna, seorang guru fisika disebuah SMK Negeri dan Dosen pada Universitas Islam Kalimantan. LDII telah terdaftar di Badan Kesbang Linmas Provinsi Kalimantan Selatan dengan No Inventarisasi 220/025/Kesbang, tertanggal 18 September 2008.
DPD Provinsi Kalimantan Selatan membawahi 10 DPD Kabupaten/Kota yaitu: (1) Banjarmasin, (2) Banjarbaru, (3) Kabupaten Barito Kuala, (4) Kabupaten Tanah Laut, (5) Kabupaten Banjar, (6) Kabupaten Tanah Bumbu, (7) Kabupaten Kota Baru, (8) Kabupaten Tabalong, (9) Kabupaten Tapin dan (10) Kabupaten Hulu Sungai Utara, hanya tiga kabupaten yang belum mempunyai DPD yaitu Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Balongan. Selain itu DPD Provinsi membawahi pula 43 PC dan 56 PAC, dengan demikian belum semua kecamatan dan kelurahan di Provinsi Kalimantan Selatan memiliki PC dan PAC. Khusus untuk DPD Kota Banjarmasin sebagai lokasi penelitian terdapat 5 PC dan 8 PAC.
Kegiatannya dengan mengaji makna Al-Quran dan Al-Hadits. Sedangkan acara anak-anak cabe rawit adalah belajar mengaji Al-Qur’an dan doa-doa. Materi yang diajarkan adalah Iqra’ jilid 1 sampai jilid 6.4
Sedangkan kegiatan keluar yang dilakukan, antara lain seorang muballigh LDII mengisi acara mimbar agama Islam di Radio Republik Indonesia (RRI) Banjarmasin setiap malam minggu dan Radio Abdi Persada setiap malam selasa. Selain itu setiap satu bulan sekali RRI Banjarmasin merelay shalat jum’at di Masjid Al-Hidayah yang dikelola oleh LDII. Bekerjasama dengan MUI Kalsel menanam 1000 (seribu) pohon mahoni di sepajang jalan Pramuka Kota Banjarmasin, kemudian ikut gotong royong membangun masjid (April 2007), bersih-bersih lingkungan (Mei 2008) dan bakti sosial (Mei 2008) di Kotabaru, berbuka puasa bersama dengan anak-anak yatim dari Panti Asuhan Dhu’afa Banjarmasin, bekerjasama dengan RRI Banjarmasin (30 September 2007). Ikut mengisi acara ”Teras Banua” di TVRI setiap 4 bulan sekali. Selain itu membagikan daging qurban kepada masyarakat, dan memberikan qurban seekor sapi kepada MUI Kalsel untuk dibagikan kepada masyarakat ( Desember 2007).5 Dalam acara Taushiyah biasanya mengundang pembicara dari luar LDII, sebagai contoh pada acara Maulid Nabi di DPD Kota Banjarbaru, memberikan ceramah Drs.KH. Imran Mahmud, pimpinan Pondok Pesantren Nurul Ilmi, dan salah seorang Ketua MUI Kota Banjarbaru. Untuk DPD Kota Banjarmasin pernah mengundang Drs.Jayadi Hasyar, SH.MH Sekretaris MUI Kalsel, juga dosen Fakultas Syari’ah IAIN Antasari Banjarmasin (20 Februari 2008) dan Drs. Ilham Masykuri Hamdi, Kasi Kemasjidan Kanwil Depag Provinsi Kalsel, untuk memberikan taushiyah (nasehat keagamaan).
Daftar Pustaka
1 Bayani Dahlan, Potret Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII Kota Banjarmasin), Komisi Pengkajian dan Pengembangan MUI Kalimantan Selatan, 2007, hal 30
2 Tim Peneliti Fakultas Dakwah, Dakwah Islam LDII di Kalimantan Selatan, Pusat Penelitian IAIN Antasari, Banjarmasin, 1995, hal 10
3 Bayani Dahlan, op cit, hal 31-31
4 Hasil Wawancara dengan Mohamad Darban, Ketua DPD LDII Provinsi Kalimantan Selatan, tanggal 15 Maret 2009.
Setelah didirikan pada tahun 1972 meskipun bersifat regional, KARTI telah mempunyai cabang-cabang dibeberapa darah tingkat II, baik kota maupun kabupaten. Cabang yang pernah didirikan antara lain Banjarmasin, Banjar Baru dan Barito Kuala, bahkan merambah ke provinsi tetangga dengan berdirinya cabang di Palangkaraya. Berdirinya cabang-cabang di daerah tersebut karena penduduknya banyak yang berasal dari etnis jawa. Mereka umumnya para pegawai pemerintah, baik sipil maupun militer. Itulah sebabnya mereka menamakan organisasinya dengan istilah ”karyawan”. Selama satu dekade KARTI tetap eksis sebagai organisasi regional, kemudian bergabung dengan LDII.
Sekarang ini DPD LDII Provinsi Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ir. H. Mohamad Darban, MM, seorang pejabat di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan, sedangkan sekretarisnya Dedi Supriatna, seorang guru fisika disebuah SMK Negeri dan Dosen pada Universitas Islam Kalimantan. LDII telah terdaftar di Badan Kesbang Linmas Provinsi Kalimantan Selatan dengan No Inventarisasi 220/025/Kesbang, tertanggal 18 September 2008.
DPD Provinsi Kalimantan Selatan membawahi 10 DPD Kabupaten/Kota yaitu: (1) Banjarmasin, (2) Banjarbaru, (3) Kabupaten Barito Kuala, (4) Kabupaten Tanah Laut, (5) Kabupaten Banjar, (6) Kabupaten Tanah Bumbu, (7) Kabupaten Kota Baru, (8) Kabupaten Tabalong, (9) Kabupaten Tapin dan (10) Kabupaten Hulu Sungai Utara, hanya tiga kabupaten yang belum mempunyai DPD yaitu Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Balongan. Selain itu DPD Provinsi membawahi pula 43 PC dan 56 PAC, dengan demikian belum semua kecamatan dan kelurahan di Provinsi Kalimantan Selatan memiliki PC dan PAC. Khusus untuk DPD Kota Banjarmasin sebagai lokasi penelitian terdapat 5 PC dan 8 PAC.
Kegiatannya dengan mengaji makna Al-Quran dan Al-Hadits. Sedangkan acara anak-anak cabe rawit adalah belajar mengaji Al-Qur’an dan doa-doa. Materi yang diajarkan adalah Iqra’ jilid 1 sampai jilid 6.4
Sedangkan kegiatan keluar yang dilakukan, antara lain seorang muballigh LDII mengisi acara mimbar agama Islam di Radio Republik Indonesia (RRI) Banjarmasin setiap malam minggu dan Radio Abdi Persada setiap malam selasa. Selain itu setiap satu bulan sekali RRI Banjarmasin merelay shalat jum’at di Masjid Al-Hidayah yang dikelola oleh LDII. Bekerjasama dengan MUI Kalsel menanam 1000 (seribu) pohon mahoni di sepajang jalan Pramuka Kota Banjarmasin, kemudian ikut gotong royong membangun masjid (April 2007), bersih-bersih lingkungan (Mei 2008) dan bakti sosial (Mei 2008) di Kotabaru, berbuka puasa bersama dengan anak-anak yatim dari Panti Asuhan Dhu’afa Banjarmasin, bekerjasama dengan RRI Banjarmasin (30 September 2007). Ikut mengisi acara ”Teras Banua” di TVRI setiap 4 bulan sekali. Selain itu membagikan daging qurban kepada masyarakat, dan memberikan qurban seekor sapi kepada MUI Kalsel untuk dibagikan kepada masyarakat ( Desember 2007).5 Dalam acara Taushiyah biasanya mengundang pembicara dari luar LDII, sebagai contoh pada acara Maulid Nabi di DPD Kota Banjarbaru, memberikan ceramah Drs.KH. Imran Mahmud, pimpinan Pondok Pesantren Nurul Ilmi, dan salah seorang Ketua MUI Kota Banjarbaru. Untuk DPD Kota Banjarmasin pernah mengundang Drs.Jayadi Hasyar, SH.MH Sekretaris MUI Kalsel, juga dosen Fakultas Syari’ah IAIN Antasari Banjarmasin (20 Februari 2008) dan Drs. Ilham Masykuri Hamdi, Kasi Kemasjidan Kanwil Depag Provinsi Kalsel, untuk memberikan taushiyah (nasehat keagamaan).
Daftar Pustaka
1 Bayani Dahlan, Potret Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII Kota Banjarmasin), Komisi Pengkajian dan Pengembangan MUI Kalimantan Selatan, 2007, hal 30
2 Tim Peneliti Fakultas Dakwah, Dakwah Islam LDII di Kalimantan Selatan, Pusat Penelitian IAIN Antasari, Banjarmasin, 1995, hal 10
3 Bayani Dahlan, op cit, hal 31-31
4 Hasil Wawancara dengan Mohamad Darban, Ketua DPD LDII Provinsi Kalimantan Selatan, tanggal 15 Maret 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar