Niat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk menjembatani para ulama Sunni-Syiah mendapatkan tanggapan positif dari Lembaga Karyawan Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jawa Timur. Rencananya pertemuan ulama itu akan diadakan April nanti.
Menurut LDII, sudah selayaknya NU sebagai ormas terbesar di negeri ini memelopori ukhuwah islamiyah yang saat ini terasa rapuh di kalangan umat Islam. “Kami sangat bangga dan mendukung sepenuhnya langkah PBNU tersebut,” kata Ketua LDII Jawa Timur H Chriswanto Santoso saat ditemui di kantornya, Surabaya, Rabu (21/3).
Menurutnya, untuk merakit kembali jalinan ukhuwah di antara sesama kaum muslimin yang sudah semakin memudar itu memang lebih layak kalau dimulai oleh ormas terbesar. Pemikirannya sangat sederhana, agar tidak dituduh macam-macam. “Kalau kami yang minoritas ini yang mulai, bisa dicurigai macam-macam nanti,” tutur Chriswanto, yang dibenarkan beberapa pengurus yang lain.
LDII, menurut dosen Politeknik Surabaya itu, sangat mendambakan keutuhan umat Islam, baik di Indonesia maupun di dunia. Sebab memang dalam keutuhan itulah kekuatan Islam sesungguhnya berada. Namun patut disayangkan bila cita-cita mulia itu belum belum terwujud sampai saat ini. Penyebabnya, masih terlalu kuatnya prasangka buruk kelompok muslim yang satu terhadap kelompok muslim lain, yang bukan kelompok mereka. “Ini yang harus dibersihkan dulu,” tuturnya.
Alumnus The University of Newcastel Upon Tyne Departement of Marine Technology Inggris itu berpendapat, agar umat Islam bisa lebih cepat menemukan titik temu, sebaiknya lebih sering-sering dilakukan komunikasi di antara mereka. Dengan begitu akan bisa mengurangi kecurigaan.
“Syukurlah, kami sangat bangga dan mendukung sepenuhnya kalau PBNU memulai langkah-langkah ukhuwah itu,” kata Chriswanto, sambil menjelaskan paradigma baru LDII. “Sebab, apa sih untungnya kalau kita saling curiga terus? Habis energi kita hanya untuk itu,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar